Surabaya — Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Timur bersama Badan Informasi Geospasial (BIG) menggelar Webinar Data dan Statistik secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting, Selasa (14/10/2025). Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemanfaatan data dan informasi geospasial dalam mendukung perencanaan pembangunan daerah yang lebih akurat, terpadu, dan berkelanjutan.
Dalam sambutannya, Kepala Diskominfo Jatim, Sherlita Ratna Dewi Agustin menyampaikan bahwa tata kelola data di Jawa Timur dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan perkembangan signifikan. Pada tahun 2023, Indeks Pembangunan Statistik Jawa Timur berada di angka 2,21 dengan predikat cukup. Kemudian pada tahun 2024 meningkat menjadi 3,08 dengan predikat baik dan menempati peringkat keempat nasional.
“Alhamdulillah, peningkatan tersebut juga sejalan dengan capaian indeks Satu Data Indonesia (SDI) yang berada di angka 76,95 dengan kategori baik. Meski begitu, kami melihat masih ada aspek yang perlu diperkuat, terutama pada data geospasial. Aspek spasial ini menjadi landasan penting agar kebijakan pembangunan dapat dirancang secara lebih tepat sasaran,” ujar Sherlita.
Sebagai tindak lanjut kebijakan nasional Satu Peta Indonesia, Diskominfo Jatim terus mengembangkan Portal Satu Peta Jawa Timur sebagai wadah integrasi data spasial dari berbagai perangkat daerah. Portal ini juga memastikan setiap data memiliki metadata lengkap sesuai standar geospasial nasional.
“Portal Satu Peta telah memuat sekitar 85 persen data dari 10 perangkat daerah, dan baru enam di antaranya yang sudah memiliki metadata geospasial secara penuh. Kami akan terus mendorong percepatan pengisian metadata agar portal ini semakin komprehensif,” jelasnya.
Sementara itu, A. Ari Dartoyo, M.Eng selaku Surveyor Pemetaan Madya dari Direktorat Kelembagaan dan Jaringan Informasi Geospasial BIG, menekankan pentingnya data geospasial dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan.
“Data geospasial bukan hanya peta, tetapi fondasi utama pembangunan. Dengan data yang terstandar dan terintegrasi, pemerintah dapat meminimalkan kesalahan dalam kebijakan serta mempercepat penyelesaian masalah di lapangan,” ungkapnya.
Ari juga menambahkan, kolaborasi lintas instansi menjadi kunci keberhasilan implementasi Satu Data Indonesia.
“Melalui simpul jaringan informasi geospasial, kita bisa mewujudkan interoperabilitas dan konsistensi data. Hal ini akan mendukung pembangunan yang efektif, efisien, dan akuntabel,” tambahnya.
Kegiatan webinar ini diikuti Perwakilan Dinas Komunikasi dan Informatika se-Indonesia yang membidangi statistik sektoral , Kepala Perangkat Daerah se-Jawa Timur, dan Rektor Perguruan Tinggi Negeri/Swasta se-Jawa Timur. Acara ini diharapkan menjadi momentum penting untuk memperkuat komitmen pemerintah daerah dalam pengelolaan data geospasial yang berkualitas, sekaligus mendorong terwujudnya tata kelola data yang terbuka, terpadu dan dapat dipertanggungjawabkan. (cht/pt)