Samarinda - Momen Iduladha selalu menjadi waktu yang dinanti-nantikan umat Muslim, tak hanya sebagai hari raya keagamaan, tetapi juga sebagai kesempatan untuk berbagi dan berkumpul bersama keluarga.
Salah satu tradisi yang melekat kuat adalah mengolah daging kurban menjadi berbagai hidangan istimewa. Namun, tak sedikit yang mengeluh soal daging yang alot dan bau prengus yang sulit dihilangkan.
Hal itu tak berlaku bagi Rini Sulistyaningsih, warga kelurahan Loa Bakung yang merupakan seorang ibu rumah tangga yang juga sering dipercaya menjadi kepala dapur masak besar di masjid sekitar rumahnya saat Iduladha.
Setiap tahun, sosok yang paling diandalkan keluarga besarnya saat Iduladha tiba dalam mengolah daging kurban, terutama bagian iga sapi dan daging untuk semur. Rahasianya? Proses yang sabar dan penggunaan bahan-bahan alami.
"Saya biasanya dapat bagian iga sapi dari kurban keluarga. Langsung dimasak setelah disembelih biasanya bikin alot, jadi saya diamkan dulu di kulkas semalaman," ungkap Rini saat ditemui Minggu, (8/6/2025).
Menurutnya, kesabaran dalam memproses daging adalah kunci utama. Setelah daging diistirahatkan, ia merebusnya sebentar untuk membuang darah dan lemak yang menempel. Setelah itu, ia lanjut memasaknya dengan berbagai rempah seperti jahe, kayu manis dan cengkeh untuk membuat sup tulang iga.
"Kalau untuk semur, saya marinasi dulu dagingnya pakai bawang merah, putih, ketumbar, kecap, dan sedikit cuka. Daging didiamkan minimal satu jam sebelum dimasak, lebih lama lebih enak. Dan jangan lupa masaknya pakai api kecil, biar empuk dan bumbunya meresap," jelas Rini sambil menunjukkan panci besar berisi semur daging.
Ia juga punya trik sederhana menghilangkan bau khas kambing atau sapi dengan cara sederhana.
“Pakai air perasan jeruk nipis atau rendam dengan susu cair. Bau hilang, daging juga lebih lembut," tambahnya.
Menu andalan Rini saat Iduladha tahun ini adalah sup tulang iga sapi dan semur daging manis pedas. Hidangan itu selalu jadi rebutan keluarga saat makan bersama usai salat Iduladha.
Tradisi Iduladha, menurut Rini, bukan hanya tentang menyembelih dan berbagi daging, tapi juga tentang merawat kebersamaan di meja makan.
"Senangnya lihat keluarga makan lahap. Dari anak-anak sampai orang tua semua suka, itu kebahagiaan tersendiri," katanya tersenyum.
Dengan tips sederhana dari dapur Ibu Rini, siapa pun kini bisa mengolah daging kurban menjadi hidangan rumahan yang empuk, leza, dan penuh kehangatan keluarga. (cht/pt)