Samarinda - Di era digital yang serba cepat, para pelajar dituntut untuk bijak dalam bermedia sosial. Itulah semangat yang diusung dalam kegiatan “Sosialisasi Anti Hoaks dan Konten Pornografi di Media Sosial bagi Pelajar” yang digelar di SMA Negeri 5 Samarinda, Kamis (16/10/2025)


Kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Timur (Diskominfo Kaltim) ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Kasi Humas Polresta Samarinda Ipda Novi Hari Setiawan dan Relawan MAFINDO, Johantan Alfando.


Kepala Diskominfo Kaltim, Muhammad Faisal mengingatkan bahwa hoaks bukanlah hal baru, hanya cara penyebarannya yang kini semakin cepat karena teknologi.


“Hoaks sudah ada sejak zaman Nabi Adam. Bedanya, sekarang kita hidup di era digital, di mana informasi menyebar dalam hitungan detik. Dulu satu isu mungkin hanya terdengar di satu kampung, sekarang bisa mendunia lewat satu klik,” tuturnya.


Faisal menjelaskan, dampak hoaks tidak bisa dianggap remeh. Ia mencontohkan bagaimana kabar palsu dapat menimbulkan kebencian, perpecahan, bahkan konflik antarnegara. Menurutnya, literasi digital bukan sekadar kemampuan menggunakan teknologi, tetapi juga kemampuan berpikir kritis dan bertanggung jawab dalam menyebarkan informasi.


“Gara-gara isu palsu, ada negara yang perang, ada saudara yang bermusuhan, dan ada masyarakat yang terpecah hanya karena percaya tanpa memverifikasi. Kita semua, termasuk adik-adik pelajar, harus menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah. Jangan ikut menyebarkan hoaks, tapi jadilah penangkalnya. Jadilah generasi yang bisa menebar kebenaran dan kebaikan di dunia maya,” ujarnya.


Kegiatan yang berlangsung interaktif ini diharapkan dapat memperkuat kesadaran digital di kalangan pelajar, agar lebih bijak bermedia sosial, terhindar dari pengaruh konten negatif, serta menjadi agen literasi digital yang menebarkan nilai positif di masyarakat.


Di tempat yang sama, Kepala SMAN 5 Samarinda, Budiono menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia mengajak para siswa menjadikan setiap orang, tempat, dan waktu sebagai sarana belajar.


“Jadikan setiap orang sebagai guru, setiap tempat sebagai kelas, dan setiap waktu sebagai waktu belajar. Handphone itu ibarat pisau, bisa bermanfaat jika digunakan dengan benar, tapi berbahaya bila disalahgunakan,” pesannya.


Kegiatan ini juga menjadi bagian dari program literasi digital Diskominfo Kaltim yang bertujuan menumbuhkan kesadaran pelajar dalam menyaring informasi, menghindari konten negatif, serta menjadi agen anti-hoaks di lingkungannya.


Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah, sekolah dan masyarakat, kegiatan ini diharapkan dapat membangun ruang digital yang lebih sehat, aman, dan produktif bagi generasi muda Kalimantan Timur. (cht/pt)

Comments (2)
Leave a Comment